Saat awal gw pindah ke Cepu, ada suatu kontrak pekerjaan yang akan mulai berjalan. Gw ga ikutin proses lelangnya, gw tinggal awasin pelaksanaannya. Si vendor nampak meyakinkan kalo liat cara ngomongnya. Semua sudah disiapkan, katanya. Tapi entah kenapa feeling gw bilang, harus hati-hati. Gw simpan semua dokumen dan gw pastikan semua sesuai prosedur. Semua orang bilang gw berlebihan, terlalu kenceng ngawasinnya. Emang gw pikirin? Kalo ada apa2 toh bukan mreka yang kena.
Kata hati emang suka bener. Sampai jatuh tempo, dan dikasi tambahan waktu 50 hari pun, ngga kelar juga tuh kerjaan. Pada saat jatuh tempo terakhir, si vendor memohon dikasih tambahan waktu lagi. Tentu saja ga dikasih. Gw keukeuh kembali ke prosedur, prosedur, prosedur.
Hari ini sempat terjadi kehebohan gara2 vendor itu lagi2 minta tambah waktu. Ada aja trik dan alasannya. Berbeda2 yang dia sampaikan pada Bapak A, Bapak B, Bapak C dan gw. Alhamdulillah, smuanya bisa kita tolak karena data dan dokumentasi yang lengkap. Sekali lagi, karena disesuaikan dengan prosedur, prosedur, prosedur.
Banyak yang bilang si vendor ini kenal baik dengan bos2 gede. Well,,,whatever,,, Gw sih ga kenal, jadi sebodo teuing,hahaha,,, Gw ga sok suci, atau sok bersih, atau sok bener. Gw cuma menjalankan prosedur, serta memastikan ''perusahaan tercinta'' ini tidak rugi dan comply to regulation. That's all.
Buat si vendor bandel,,,ke laut ajaaaaa,,, You must not know 'bout me. You thought I was just another newbee, but this newbee is different.
1 comment:
Waaa.....VIVA KAKA !!!!
Post a Comment