Sunday, July 6, 2014

Citizen of The World

Jalan-jalan ke Eropa bulan Maret lalu cukup membuka mata gw bahwa ternyata banyak orang baik di dunia ini, termasuk di belahan dunia sebelah "sana". You know that I'm a skeptic one, right? Jadi mengetahui bahwa masih banyak orang baik di dunia ini cukup bikin lega dan bahagia. Gw coba ceritain beberapa di sini.

Berlin, March 16th, 2014
Pertama, cowo ganteng yang mau usaha mempertahankan cewe yang dia cinta. Untuk kasus ini, ketemuannya ga sengaja sih. Waktu di Berlin, kami bertiga lagi naik Metro dan duduk di dekat seorang cowo ganteng yang sedang sibuk bicara di telepon. Ternyata bicaranya pakai bahasa Inggris, dan mau ga mau kami jadi dengerin dooong (emang dasarnya kepo aja sih :D). Jadi ceritanya, si cowo ini lagi bicara ama cewenya, dan dari bahasanya sepertinya dia berusaha meyakinkan bahwa dia sayang banget ama cewenya. Yang bikin gw ama Cindy melting ga jelas, si cowo ini engga pake bahasa gombal yang sering kita baca di novel, liat di pilem atau mungkin kita denger sendiri dari cowo-cowo gombal di sekitar kita. Dia berusaha meyakinkan pakai alasan-alasan logis, yang bikin gw ama Cindy pengen banget ngerebut itu henpon dan bilang ama cewe di seberang sono dua opsi berikut :

         A. Mba, percaya deh apa yang diomongin ama mas ini. 
              Kami liat wajahnya, liat tulusnya. 
              Kami aja percaya, masa mba engga percaya sih?

                          B. Mba, kalo mba tetep ga percaya, masnya buat saya aja ya.. #loh

Well.. hal tersulit selama acara "nguping" sambil "melting" itu adalah menjaga wajah kita tetep biasa aja supaya cowo itu ga tau kita lagi nguping dan diam aja ga ngebahas karena wajah kita pasti ga bisa bohong. Akhirnya begitu cowo itu turun duluan, baru deh gw ama Cindy pandang-pandangan sambil ter "aaaawwww…"

Checkpoint Charlie, Berlin

Yang kedua masih di Berlin juga sih… Jadi jam 4 pagi kami harus check out dari hotel dan ke stasiun untuk naik kereta jam 6 ke Praha. Jam 4 pagi udah engga ada Metro atau bis jadi kami berencana naik taksi. Alhamdulillah ga susah dapet taksinya. Drivernya adalah orang Iran (kalau ga salah inget), tapi udah lama tinggal di Berlin. Namanya pun sudah ganti jadi Carmello. Dia seneng ketemu orang Indonesia, karena dia punya temen kuliah dari Indonesia bernama Bambang yang baiiikkk banget. Oh, dan Carmello punya 2 gelar doktor loh btw… :)) Nah kalau gitu, kenapa dia masih jadi supir taksi? Ternyata dia jadi supir taksi untuk kegiatan amal, sodara-sodara… Semua pendapatannya dari naksi itu akan disumbangkan ke salah satu negara di Afrika. Di tengah jalan, belom sampai stasiun nih, dia matiin argonya. Katanya, sisanya adalah bantuannya buat kami. Hihihi… baiknyaaa…. Saat mau berpisah di stasiun, dengan sopan dia nanya, boleh ga minta mata uang Indonesia. Cindy langsung serahkan uangnya Rp 10.000 dan Carmello ini kaget trus nolak, ga usah yang gede nominalnya. "Don't worry, it's not even 1 Euro," kata Cindy. Baru deh dia mau terima. And when we said goodbye, dia cium tangan Cindy dan tangan gw… So sweet :))

Yang ketiga, di Venice. Venice adalah salah satu dari 4 kota yang kami singgahi dalam 1 hari saja, datang pagi, pergi lagi malamnya. Surprisingly Venice cukup cepet juga diputerin, jalan kaki loh… Jadi setelah makan siang kami memutuskan untuk segera naik bis menuju bandara. Di terminal, kami bergabung dengan antrian calon penumpang bis lainnya. Kami sudah menunggu hampir sejam lamanya, saat tiba-tiba ada cewe mendekat dan menyapa, "Are you guys waiting for the bus to the airport? Do you know that today the bus crews are having strike and the bus is not operating today?" Deng doooong…. Nah looh, masa iya kita harus ngesot ke bandara. Tapi lagi-lagi cewe itu kasi pencerahan, di luar terminal ada bis menuju bendara yang dioperasikan swasta, dan akan segera berangkat. "That blue bus out there, you'd better be hurry," kata dia. Setelah buru-buru bilang terima kasih, langsung deh angkat backpack dan lari-lari ke bis itu. Entah kenapa cewe itu kasi taunya ke kita ajah, secara banyak penumpang lainnya yang juga nunggu bis di dalam terminal. Mungkin dia kasian liat orang asing bawa-bawa backpack gede kepanasan ngantri bis yang ternyata ga beroperasi karena pekerjanya pada mogok. Hahaha…

Yang keempat di Brussels, cewe cantik nan baik hati. Jadi kunjungan ke Brussels kami putuskan untuk go show aja, ga terlalu detail atur itinerarynya. Point of interest di Brussels mostly di sekitar istana. Kami pun langsung menuju istana, berharap bisa ikut tur dan liat istana kaya waktu di Schonbrunn Palace - Vienna atau Chateau de Versailles dan Louvre di Paris. Ternyata oh ternyata, hari itu Barrack Obama berkunjung ke Brussels juga, ada meeting dengan NATO juga. Akibatnyaaaa…semua jalan sekitar istana dan jalur kunjungan Obama lainnya ditutup dan kendaraan tidak boleh lewat. Batal deh jalan-jalan ke istana dan sekitarnya. Akhirnya kami cuma jalan-jalan ke beberapa tempat aja dan mulai mati gaya, wkwkwkwk… Di salah satu stasiun, kami buka peta dan mulai cari-cari obyek kunjungan berikutnya. Mendadak ada cewe cantik datang dan menawarkan bantuannya, "Hi there! Can I help you find a place on that map or something?". Kami pun bertanya dengan polos, "What do you suggest for us to do or visit in Brussel if we have time only until 6 pm?". Beneran dong, dia usul beberapa tempat bahkan nanyain ke petugas stasiun kereta apa dan jalur mana yang harus kami ambil. Mamaci ya mbaknyaaaa….

Brussels, Belgium
Mungkin ga banyak ya secara cuma 4 cerita, hehehe… Karena sebenarnya banyak orang yang kami temui selama perjalanan dan banyak cerita lainnya. Tapi yang berkesan sih 4 orang itu. Utamanya mas-mas di kereta di Berlin itu. Huhuhuhu… mau dong ketemu cowo macam ituuuuu… :* #teteup Mengingat kebaikan-kebaikan yang kami terima selama di Eropa, gw berencana untuk pay it forward. Kalau gw ketemu turis or backpacker yang nampak perlu bantuan, gw akan usahain bantu. Because all of us are citizen of the world, whoever we are :))

No comments: