Saturday, February 26, 2011

Sang Maha Berencana

Cerita-1 :
Keluarga gw mendaftar umrah untuk ke-2 kalinya, tahun ini. Masih bersama Sari dan anggota baru, Riesa. Menggunakan travel yang sebelumnya, mendaftar di tempat yang sama, walau ternyata ada perubahan manajemen. Anyways, to make the long story short, hingga H-1 visa kami belum keluar. Infonya ada kendala di Kedutaan Arab Saudi, sehingga visa tidak dapat selesai tepat waktu. Perasaan kami campur aduk. Marah, kecewa, menyesal, bingung dsb. Kabar terakhir adalah reschedule tanggal keberangkatan, namun kepastiannya menunggu visa keluar dan ketersediaan tiket pesawat. Gw terus berpikir, apa salah dan dosa gw. Apa karena gw suka galak & marah2 di kerjaan? Apa gw kurang sedekah? Dan sebagainya, dan sebagainya. Introspeksi diri. Kami sudah pasrah, berusaha ikhlas dan legawa. Menunggu kepastian kabarnya.
Cerita-2 :
Nenek gw sedang sakit, sudah sejak minggu lalu. Opname di RS. Bapak ibu sempat nengokin di Tulung Agung, sebelum berangkat ke Jakarta. Mbah putri, panggilan kami terhadap beliau, diperkirakan sakit osteoporosis. Selalu merasa kesakitan saat hendak bangun dari tempat tidur. Pagi tadi kami mendapat kabar beliau masuk ICU. Somehow I got this bad feelings. Benar saja, di siang hari kami mendapat kabar duka. Beliau meninggal dunia. Sedih tak terkira,,, Innalillahi wa inna ilaihi roji'un,,,
Cerita-3 :
At the end of the day, we're still heading off to the airport. Tapi kali ini penerbangan kami menuju Surabaya, untuk mengikuti pemakaman mbah putri di Tulung Agung besok. Mungkin ini memang rencana Allah SWT. Umrah kami tertunda, sehingga kami dapat mengikuti pemakaman mbah putri. Kata ibu, demikian sayangnya Allah SWT pada kami sekeluarga. Apabila kami berangkat umrah sesuai jadwal, mungkin konsentrasi ibadah kami terpecah, mungkin kami justru menyesali keberangkatan kami. Memang hanya Allah SWT yang Maha Tahu, Sang Maha Berencana... Seketika semua pertanyaan gw terjawab. Mungkin penundaan umrah ini bukan karena salah dan dosa kami, tapi karena Allah SWT memang punya rencana yang lebih baik,,,
So moral of this story is,,, mari berbaik sangka kepada-Nya. Sesuatu yang baik menurut kita, belum tentu baik menurut-Nya. Demikian pula sebaiknya.
Powered by Telkomsel BlackBerry®